Ini kali tampil
Honda Shadow custom milik Elisa Timotius Nanlohy, salah satu founder
Black Hawk Batavia MC (BHB MC). ”Motor ini dicustom abis oleh Bro Arif,
rekan sesama life member. Urusan model, gue suka yang simpel, minimalis
tapi enak diajak turing jauh ataupun short trip,” buka bro yang akrab
disapa Tomi ini memulai pembicaraan.
Mungkin ada pertimbangan BBM yang akan kemungkinan naik, Tomi meminimalisir bobot Shadow jadi jauh lebih ringan. Jauh dari kesan bagger atau fulldressed. Tangki diganti menjadi lebih langsing milik H-D Sportster berikut bagian depan yang disasar ala dragstyle. Urusan sok depan tetap pakai aslinya Shadow yang memang udah mumpuni dan sok belakang monosok Shadow Steed VLE.
Dari situ, langkah custom yang efisien dijalankan. Depan yang sudah ‘kosong’ harus diselaraskan tampilan ke belakang. Urusan jok, dipakai single seater khas chopperis bikinan Sarlan Jok dengan sadel dibungkus kulit. Diikuti sepatbor belakang pendek untuk nonjolin karakter ban belakang Metzeler ukuran 170/80-15.
Pilihan lingkar pelek 15 inci untuk menonjolkan tampilan klasik traditional choppers. Lewat pakem enggak tertulis yakni pilihan depan lingkar 21 inci dengan tidak terlalu lebar.
Riding position di motor ini jadi estetika juga. Sesuai rohnya yang ngedrag, punggawa BHB MC lebih mementingkan style ketimbang kenyamanan untuk riding jarak jauh. Buat short trip pastinya asyik. Posisi tubuh rada condong ke depan mengejar setang lurus dragbar yang benar-benar simpel. Untuk urusan ini, buildernya, Bro Arif membuatnya secara handmade.
Desain yang serba lurus ini ogah diganggu lagi dengan konstruksi lain yang melawan harmoni. Ini bisa dilihat dari pilihan desain knalpot yang enggak memilih gaya ke atas seperti yang dilakoni pesaingnya dari Bandung edisi lalu. Tomi nyaman dengan knalpot lurus horisontal mengikuti lekukan sasis di bagian bawah.
Model knalpot seperti itu pertimbangannya jelas pada
estetika. Misalnya dia memilih bottle up untuk knalpot, maka jelas eye
catching di motor ini ada pada knalpot dan mesin.
Masuk akal kalau Tomi memilih gaya ini, tampilan mesin V-Twinnya jadi mendominasi. Lagipula, gaya pipa buang knalpot termasuk ‘warisan’ traditional chopper. Desain pipa ke kanan dua-duanya pastinya mengisi kekosongan di sektor bawah. Secara estetika cukup enak dilihat dan clean. Apalagi buildernya enggak mengotak-atik rake standar yang rapat. Sangat ridiable dan lincah menaklukan kemacetan Jakarta.
“Urusan kelir saya juga enggak mau terkesan poser. Tampilan keseluruhan khas die harder mengharuskan cat agak ‘dalam’ dan misterius. Makanya, sesuai nama klub, Black Hawk Batavia, saya memilih hitam dof untuk menimbulkan kesan garang di motor ini,” tutup Tomi yang menitipkan salam dari klubnya untuk para chopperis di tanah air. Sippsss! (motorplus-online.com)
Mungkin ada pertimbangan BBM yang akan kemungkinan naik, Tomi meminimalisir bobot Shadow jadi jauh lebih ringan. Jauh dari kesan bagger atau fulldressed. Tangki diganti menjadi lebih langsing milik H-D Sportster berikut bagian depan yang disasar ala dragstyle. Urusan sok depan tetap pakai aslinya Shadow yang memang udah mumpuni dan sok belakang monosok Shadow Steed VLE.
Dari situ, langkah custom yang efisien dijalankan. Depan yang sudah ‘kosong’ harus diselaraskan tampilan ke belakang. Urusan jok, dipakai single seater khas chopperis bikinan Sarlan Jok dengan sadel dibungkus kulit. Diikuti sepatbor belakang pendek untuk nonjolin karakter ban belakang Metzeler ukuran 170/80-15.
Pilihan lingkar pelek 15 inci untuk menonjolkan tampilan klasik traditional choppers. Lewat pakem enggak tertulis yakni pilihan depan lingkar 21 inci dengan tidak terlalu lebar.
Riding position di motor ini jadi estetika juga. Sesuai rohnya yang ngedrag, punggawa BHB MC lebih mementingkan style ketimbang kenyamanan untuk riding jarak jauh. Buat short trip pastinya asyik. Posisi tubuh rada condong ke depan mengejar setang lurus dragbar yang benar-benar simpel. Untuk urusan ini, buildernya, Bro Arif membuatnya secara handmade.
Desain yang serba lurus ini ogah diganggu lagi dengan konstruksi lain yang melawan harmoni. Ini bisa dilihat dari pilihan desain knalpot yang enggak memilih gaya ke atas seperti yang dilakoni pesaingnya dari Bandung edisi lalu. Tomi nyaman dengan knalpot lurus horisontal mengikuti lekukan sasis di bagian bawah.
Masuk akal kalau Tomi memilih gaya ini, tampilan mesin V-Twinnya jadi mendominasi. Lagipula, gaya pipa buang knalpot termasuk ‘warisan’ traditional chopper. Desain pipa ke kanan dua-duanya pastinya mengisi kekosongan di sektor bawah. Secara estetika cukup enak dilihat dan clean. Apalagi buildernya enggak mengotak-atik rake standar yang rapat. Sangat ridiable dan lincah menaklukan kemacetan Jakarta.
“Urusan kelir saya juga enggak mau terkesan poser. Tampilan keseluruhan khas die harder mengharuskan cat agak ‘dalam’ dan misterius. Makanya, sesuai nama klub, Black Hawk Batavia, saya memilih hitam dof untuk menimbulkan kesan garang di motor ini,” tutup Tomi yang menitipkan salam dari klubnya untuk para chopperis di tanah air. Sippsss! (motorplus-online.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar