Rss Feed

Selasa, 29 Mei 2012

BMW M6 Safety Car MotoGP Keren, BMW M6 Versi Safety Car MotoGP


Jerman – Akhir pekan lalu pabrikan mobil premium asal Jerman, BMW mengumumkan sosok M6 Coupe yang akan diplot sebagai safety car ajang MotoGP sepanjang 2012.

Uniknya, peluncuran M6 ini bukan dilangsungkan di gelaran MotoGP di sirkuit Le Mans, tetapi pada M Festival di sela balap 24 Hour Nurburgring.

Sebagai safety car balap roda dua tercepat sejagad, ubahan paling mencolok M6 ini terdapat pada sektor eksteriornya. Di mana M6 Safety Car ini dibekali splitter depan dengan lip pada bumper dan aksen LED di atasnya.  Semakin sangar, gril ‘ginjal’ khas BMW dilabur kelir hitam mengilap.

Selain itu, M6 ini juga dilengkapi dengan lampu rotator berbentuk bar di atap. Serta wing belakang model balap turing. Tak lupa, livery BMW M series yang dikawal kelir putih dengan grafis biru langit, biru dan merah yang memanjang dari moncong kap mesin sampai ke buritan ikut muncul di coupe dua pintu ini.  

Sayangnya, BMW tidak melakukan ubahan apapun pada sumber penggeraknya. Mesin twin-turbo 4.4-liter V8 bertenaga 552 dk dan bertorsi 680 Nm masih dirasa cukup mengimbangi kemampuan motor balap MotoGP yang rata-rata bertenaga 225 dk.

Oiya, kemampuan mesin yang dikawinkan dengan transmisi 7-speed otomatis M Double Clutch ini diklaim dapat berakselerasi dari 0-100 km/jam dalam 4,2 detik dan meraih top speed yang dibatasi sampai 250 km/jam saja. (mobil.otomotifnet.com)

RC1 Camaro Versi Dale Earnhardt, Tenaganya 750 Dk Cuy!

Cuy!


Amerika – Tuner asal Amerika, Richard Childress Racing Street Performance bekerjasama dengan General Motors  membangun sebuah mobil limited edition berbasis musclecar Chevrolet RC1 Camaro.

Musclecar spesial ini didedikasikan sebagai penghormatan pada mendiang pembalap Nascar, Dale Earnhardt. Seperti diketahui, Earnhardt tewas saat mengikuti ajang Nascar Daytona 500 di tahun 2001 silam, karena terlibat kecelakaan hebat.

Dan sebagai bentuk penghormatan, sosok RC1 Camaro dilabur dengan warna livery mobil balap yang dipakai Earnhardt, yakni hitam dengan grafis silver dan merah yang memanjang dari bagian moncong hingga ke buntut.Bahkan warna senada bodi juga terdapat pada pelek palang limanya.

Sementara itu, bagian depan dipermak dengan aplikasi bodi kit yang menjulur ke bawah dan gril bersudut tajam dengan rongga besar. Penggunaan bodi kit tersebut membuat tampang RC1 Camaro makin sangar.

Berpindah ke belakang, RC1 Camaro dipasangi duck tail layaknya mobil balap Nascar. Serta bumper yang kini dilengkapi diffuser, double tip muffler dan stop lamp dengan garnish krom.

Agar tak kalah sangar dengan tampangnya, Richard Childress Racing Street Performance juga menjamah bagian mesinnya yang diklaim dapat menghasilkan tenaga hingga 750 dk. Angka tersebut jauh lebih besar dari keluaran tenaga mesin V8 Camaro yang hanya 400 dk. (mobil.otomotifnet.com)

Unik, Tampang Mitsubishi i-MiEV Versi Balap


Jepang – Sosok imut mobil listrik Mitsubishi i-MiEV tampaknya jauh dari kesan ‘mobil kencang’ yang biasa beradu kecepatan. Eits, jangan salah kira. Sebab saat ini, Mitsubishi mengembangkan i-MiEV sebagai mobil balap di balap legendaris mendaki gunung, Pikes Peak 2012.

Dan sebagai pendukung aerodinamika, i-MiEV dibekali bodi kit besar yang tampak sebagai ‘cangkang’ dari bodi i-MiEV yang kecil. Bodi tambahan tersebut didesain berlekuk untuk memecah angin.Tak lupa airdam besar serta dibubuhi wing besar dibagian belakang.

Sebagai pelengkap, sekujur bodi i-MiEV ini dikelir merah putih khas livery balap Mitsubishi. Oiya, keempat roda juga dilebarkan mengikuti bodinya. 

Sebagai mobil balap, kini tak penting lagi memperhatikan efisiensi ataupun jarak tempuh. Untuk itu, tiga unit motor elektrik langsung ditanam pada i-MiEV ini. Dua diantaranya untuk menggerakan roda belakang dan yang satu pada roda depan. Sedangkan tenaga yang dihasilkan mobil balap ini diklaim mencapai 321 dk.

Hmm, mantap nih. (mobil.otomotifnet.com)

Tengok Sangarnya Toyota Camry Versi Nascar


Amerika - Toyota dan divisi balap mereka TRD merilis foto-foto terbaru dari jagoan Nascar Sprint Cup mereka di tahun 2013. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, satu-satunya wakil Jepang di ajang Nascar ini masih mengandalkan varian sedan Camry.

Layaknya mobil Nascar kebanyakan, Camry ini masih mengandalkan siluet bodi dan dimensi yang persis dengan versi jalan rayanya. Hanya saja, Camry versi Nascar ini minus pintu dan hanya mengandalkan stiker sebagai kamuflase lampu dan gril nya.

Meski tampak sederhana, ketimbang ubahan bodi pada mobil balap turing atau drifting, namun berkat aplikasi sebongkah mesin TRD NASCAR V8 berkapasitas 5.9 liter yang dilengkapi turbo black high temperature membuat Camry berkelir putih ini beraura gahar.

Mitsubishi L200 Barbarian Black, Makin Gahar Bersepatu Hitam


Inggris – Mitsubishi Inggris merilis varian spesial dari mobil double cabin mereka, L200 yang berjuluk Barbarian Black. Sesuai namanya, tampilan L200 yang di Tanah Air dikenal dengan nama Strada Triton ini terlihat makin gahar.

Kesan gahar ini langsung terlihat dari sisi eksterior, dimana L200 Barbarian Black mengaplikasi paduan kontras, hitam-putih yang tampil serasi. Warna putih melapisi bagian bodi termasuk kap mesin dan bak nya. Finishing berupa decal stiker ‘Barbarian Black’ turut mengukuhkan nuansa edisi spesial.

Minggu, 20 Mei 2012

Suzuki Swift X-ITE, Kasih Kejutan dengan Tiga Pintu


Munich - Suzuki memberikan kejutan lagi dari hatchback andalannya Suzuki Swift. Hadir di Jerman, Suzuki Swift ini punya tambahan nama belakang X-ITE, dengan tampilan khas tiga pintu.

Ini memang edisi spesial dari Suzuki Swift, dengan ciri balutan bodi yang dirancang sporty dengan penambahan beberapa aksesoris pendukung, mulai dari bumper depan dan belakang yang lebih besar, serta side skirt yang dipermanis dengan grafis tajam, plus velg berkelir hitam dop.


Asiknya, Suzuki menawarkan mesin yang berbeda dengan yang dipasarkan di Indonesia. Swift X-ITE ini menggunakan mesin yang sama dengan Suzuki Splash, yakni mesin K12 berkapasitas 1.2 liter. Tenaganya mencapai 93 Hp dan diklaim sangat irit, 5 liter bensin bisa menempuh jarak 100 km.

Suzuki Swift X-ITE yang ditawarkan dengan pilihan warna Superior white exterior with red graphics, Cosmic Black Pearl dan Ablaze Red Metalic with Black ini akan diluncurkan Juni 2012, dengan banderol Rp 182 Jutaan. (mobil.otomotifnet.com)

Jumat, 11 Mei 2012

Yamaha Scorpio, Ala Superbike Buat Harian


 Enggak masalah buat harian dan turing!
Yamaha Scorpio takdirnya bergenre sport turing, katanya belum bikin Budianto puas. “Saya ingin motor keliatannya jadi sport macam superbike. Tapi, tetap nyaman dipakai harian,” buka pria yang tinggal di Jl. H. Ipin, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan ini.

Kejar konsep sporty, Yamaha Scorpio diserahkan pada ahlinya. Tentu bukan gubernur DKI Fauzy Bowo yang mengaku ahlinya atasi banjir dan macet itu. Pasti pusing dikasih proyek alih fungsi Yamaha Scorpio jadi sport sejati.

Diserahkan pada Wardoyo yang kampungnya dekat Solo itu. Meski begitu, tidak ada hubungan dengan Pak Jokowi, gubernur Solo yang mencalonkan diri jadi gubernur DKI dan jadi rival berat Fauzy Bowo itu. Wardoyo builder G2C (Gandul Twowheel Custom).

Kejar konsep sporty, tentunya bagian bodi yang digarap pertama kali. Wardoyo yang dulu ahli pelat besi kini aplikasi bahan fiberglass, Kalajeng­king dijejali baju alias jubah. Cover bodi, terinspirasi Yamaha R1. Tapi, sedikit dikembangkan lagi lewat variasi lubang aliran angin.

Rabu, 09 Mei 2012

Honda Tiger Revo, Mau Sangar Tapi Genit

 
Secara tampilan, modifikasi Honda Tiger Revo ini bertampang sangar dan cukup bikin mata pedas. Dalam arti eye cachting alias bikin mata melirik. Sebab modifikatornya ingin menonjolkan konsep street fighter (SF) namun klimis. Juga memberi kesan tak selamanya gahar, tapi bisa tampil bak pesolek.

Tak salah kalau Siswo Winoto, builder yang mengibarkan benderan Win’s Paddock (WP) dari kota mendoan, Purwokerto ini sangat menonjolkan warna oranye dan paduan grafis ciamik pada motor milik Rendy asal Purbalingga, Jawa Tengah.

“Warna oranye memberikan kesan ceria, tidak melulu mengumbar kesan gelap ala SF. Biar meriah,” buka Wiwin, panggilan akrab builder yang buka gerai di Jl. Sunan Ampel No. 5, Pabuaran, Purwokerto ini.

Memang Wiwin sengaja pilih kelir yang dominan oranye. “Sebab warna ini bisa menghidupkan bentuk bodi secara dinamis, apalagi dipadu dengan hitam pada bagian bawah termasuk kelir pelek,” jelas bujang yang lagi gila main sepeda downhill ini.

Yamaha Scorpio, Polisi Kepincut Aliran JS


Akibat langganan MOTOR Plus, Doni Hadi Santoso akhirnya modifikasi Yamaha Scorpio lansiran 2009 miliknya. "Saya sering melihat modifikasi di MOTOR Plus. Ternyata keren-keren motornya. Tapi, saya mau modifikasi yang simpel dan bisa dibuat harian," bilang Polisi berpangkat Kapten itu.

Karena tidak mau yang neko-neko, Kasat Reskrim Polresta Serang ini memilih konsep modifikasi Jepang alias Japs style (JS). “Pilihan yang dipilih oleh Pak Doni cukup simpel untuk dikerjakan. Tapi hasilnya maksimal," jelas Yogi, modifikator dari Priangan Putra Yogi (PPY) di Jl. Kitapa, No.19, Serang, Banten.

Supaya sektor kaki-kaki kelihatan lebih kekar, modifikator berbadan langsing ini mengganti ukuran ban yang lebih besar. “Pelek tetap pakai yang standar, hanya ban pakai lebih besar. Yaitu 100/80-18 buat ban depan dan 120/80-18 buat yang belakang,” tambahnya.

Selanjutnya, lengan ayun bawaan pabrik dianggap Yogi kurang oke. Biar tambah lebih simpel, peranti itu diganti dengan swing arm yang sudah dicustom. “Dibuat dari pipa baja tebal 3 mm. Kemudian diberi dua dudukan sok kanan-kiri. Supaya suspensinya bisa memakai dobel deh," jelas modifikator yang masih perjaka ini. Bener bro?

Lalu, pada bagian rangka juga perlu disesuaikan seperti konsep JS. Pada rangka, sub frame dipotong sekitar 10 cm. Kemudian diberikan dudukan sok buat penyangga suspensi. Supaya sok belakang Honda Tiger bisa terpasang di kuda besi kesayangan Doni. “Sesuai genre Japs style yang lebih banyak aplikasi dobel sok,” bilang Yogi

Senin, 07 Mei 2012

Honda Tiger Revo, Penantang Street Fighter


Dibalik kuatnya idealisme street fighter (SF) di Kota Purwokerto, ternyata masih ada builder yang membuat modifikasi fairing ala racing. Dialah Suswanto, pemilik sekaligus builder dari Billy Custom (BC), Purwokerto. Coba aplikasi di Honda Tiger Revo.

“Saya ingin menonjolkan kesan bahwa Purwokerto tidak hanya memiliki modifikasi SF. Namun tampilan fairing yang sudah lama tak nampak masih bisa nongol lagi,” buka modifikator gaol disapa Wanto ini.

Tentu saja agar bagus konsepnya harus jelas, biar terlihat benar-benar ala racing. Makanya konsep mengambil dari produk motor KTM seri RC8. Penerapan konsep RC8 tentu mendapat revisi sesuai sasis Tiger Revo yang kecil. Alias tidak asal caplok, namun memakai perhitungan dimensi dan proporsional.

Contonya ketika aplikasi tulang belakang yang nungging abizz. Frame buritan asli dipangkas mulai ujung belakang sampai tulang yang nempel di belakang centre back bone. Otomatis sasis asli hanya tersisa pada bagian atas mesin hingga as lengan ayun saja. Sebagai sasis baru, Wanto memakai pipa 22,5 mm untuk bagian dalam bodi buritan.

Vespa PX, Nyerempet Racikan Balap


Tidak semua pecinta scooter Italia suka dengan kondisi motor Vespa yang orisinial. Salah satunya Imam, pemilik Vespa PX lansiran 1982 ini punya aliran bergaya racing. Tidak heran kalau semula seluruh bodi Vespa miliknya standar sekarang sudah disulap menjadi sosok Vespa balap.

Tampil bak pacuan balap, pastinya beberapa sektor bodi harus dibuat lebih ramping. “Bagian sayapnya kanan dan kiri sudah dipangkas sekitar 2 cm, jadi telihat lebih slim,” bilang Imam yang tinggal di Kayu Putih, Jakarta Timur.

Begitu juga dengan bodi bagian belakang. Areal ini ikut kena pangkas biar tongkrongan motor jadi lebih nungging. Bentuk bodi belakang juga sudah diubah jadi lebih landai. “Biar menyesuaikan dengan bodi yang sudah slim, kedua box juga ikut diubah lebih tipis,” lanjut pria ramah ini.

Paling sip ubahan pada sektor suspensi depan dan areal kemudi. Pada sokbreker depan sudah diganti dengan copotan dari limbah besutan matik Suzuki Brugman 250. “Ubahan ini bikin handlingnya jauh lebih nyaman, apalagi pelek juga sudah diganti dengan milik Kymco lengkap dengan sistem pengereman,” lanjut Imam.

Honda Shadow, Dragstyle Minimalis dari Black Hawk Batavia MC

 
Ini kali tampil Honda Shadow custom milik Elisa Timotius Nanlohy, salah satu founder Black Hawk Batavia MC (BHB MC). ”Motor ini dicustom abis oleh Bro Arif, rekan sesama life member. Urusan model, gue suka yang simpel, minimalis tapi enak diajak turing jauh ataupun short trip,” buka bro yang akrab disapa Tomi ini memulai pembicaraan.

Mungkin ada pertimbangan BBM yang akan kemungkinan naik, Tomi meminimalisir bobot Shadow jadi jauh lebih ringan. Jauh dari kesan bagger atau fulldressed. Tangki diganti menjadi lebih langsing milik  H-D Sportster berikut bagian depan yang disasar ala dragstyle. Urusan sok depan tetap pakai aslinya Shadow yang memang udah mumpuni dan sok belakang monosok Shadow Steed VLE.

Dari situ, langkah custom yang efisien dijalankan. Depan yang sudah ‘kosong’ harus diselaraskan tampilan ke belakang. Urusan jok, dipakai single seater  khas chopperis bikinan Sarlan Jok  dengan sadel dibungkus kulit. Diikuti sepatbor belakang pendek untuk nonjolin karakter ban belakang Metzeler ukuran 170/80-15.

Pilihan lingkar pelek 15 inci untuk menonjolkan tampilan klasik  traditional choppers. Lewat pakem enggak tertulis yakni pilihan depan lingkar 21 inci dengan tidak terlalu lebar.

Riding position di motor ini  jadi estetika juga. Sesuai rohnya yang ngedrag, punggawa BHB MC lebih mementingkan style ketimbang  kenyamanan untuk riding jarak jauh. Buat short trip pastinya asyik. Posisi tubuh rada condong ke depan mengejar setang lurus dragbar yang benar-benar simpel. Untuk urusan ini, buildernya,  Bro Arif membuatnya secara handmade.

Honda CBR 250R, Maksimalisasi Injeksi Jadi Juara Kejurnas 250!


Setelah bikin geger dengan penampilan Honda Supra X 125 injeksi di OMR Honda Racing Championship (HRC), Astra Motor Racing Team (ART) kembali bikin heboh. Kali ini dengan Honda CBR 250R yang turun di kejurnas 250cc di sirkuit Sentul akhir pekan lalu (21-22/4).

Dua Honda CBR 250R milik ART sukses membuat catatan waktu fantastis. Saat kualifikasi Denny Triyugo tembus 1 menit 50,499 detik. Waktunya makin tajam ketika warm up 1 menit 49,373 detik. Hasilnya, banyak yang terkaget-kaget sekaligus berprasangka buruk.

"Kalau ada yang tidak percaya motor ini sesuai regulasi, kita taruhan saja. Silahkan dilihat saat scrutenering," kekeh Benny Djatiutomo dari Star Motor yang dipercaya membuat kencang motor pacuan Denny Triyugo dan Wawan Hermawan ini.

"Kita tim profesional terbiasa balap sesuai regulasi," yakinnya. Selain perbedaan bobot, regulasi baru tahun 2012 juga memungkinkan Honda mendapatkan kelonggaran seperti boleh mengganti ukuran klep dan throttle body sedikit lebih besar dari standar. Tentunya agar mesin satu silindernya bisa melawan Ninja 250R yang sudah dua silinder.
Radiator gambot, knalpot FMF dan mengaplikasi adjustable cam sprockets 
Spesifikasinya pun dimaksimalkan sesuai regulasi. Klep in diganti 32 mm dan ex pakai 26 mm. Noken as diracik ulang dan tentunya memperlancar arus bahan bakar dengan melakukan langkah porting. Yang menarik dari motor ini adalah cara memenuhi kebutuhan kabut bahan bakar pada mesin injeksi.

Kabut bahan bakar diperoleh dari suplai udara dan semprotan bahan bakar. Untuk menambah suplai udara, boks filter standar ditanggalkan. Gantinya dibuatkan corong dan boks dari alumunium. Udara yang masuk tetap lebih besar dari standar tapi tidak berlebihan.

Kawasaki Ninja 250R, Australia Untuk Ikatan Suci


Maksud mulia diungkapkan Niko Ardiansyah. Yaitu, lewat persembahan Kawasaki Ninja 250R miliknya. Pacuan kesayangan ini, sengaja dimodifikasi sebagai hadiah special untuk istrinya. Terutama, di tanggal pernikahan mereka. Yaitu, 6 Desember 2011 lalu.

“Motor ini memang untuk kamu berdua. Terutama, untuk jalan-jalan sembari menikmati angin segar,” ungkap Niko. Tetapi dalam proses penggarapannya, Niko tak melakukan sendiri. Tapi, langsung meluncur ke rumah modifikasi Artisis Custom di Jl. Teluk Gong, Jalan V, No. 3, Jakarta Utara.

Di Artisis, Niko langsung ketemu Aang Sidarwin selaku pemilik workshop. Awalnya, tak ada konsep khusus yang diinginkan Niko. Tapi, dia cuma berkata kalau sang Istri dan dirinya suka dengan motif bendera Australia.

Setelah diskusi, Aang langsung putar otak untuk bisa menyatukan nuansa Australia permintaan konsumennya. Akhirnya, basis modif mengacu ke motor Ducati 848. Usai deal soal konsep, Ninja langsung garap.
 Mata sangar gaya superbike Italia
 Bodi original Ninja ditelanjangi! Gantinya, ‘jubah’ alias bodi kebesaran motor pabrikan Italia yang dibuat ulang dari fiberglass. Tapi, karena bodi Ducati 848 dimensinya kebesaran buat dipasang di Ninja No Pek Go, Aang pun langsung mengebiri dimensi bodi.

Yamaha Filano, Beri Kesan Mewah dan Elegan


Skubek model terbaru dari Yamaha Thailand dengan model matic Eropa mulai ramai di pasaran. Seperti Yamaha Filano ini. Bahkan, sebelumnya Yamaha Thai juga sudah mengeluarkan skubek serupa yang mengusung nama Yamaha Nozza.

Perbedaan keduanya, sepertinya hanya sebatas peruntukan. Nozza seakan hadir dengan konsep atau desain yang lebih girly alias cewek banget. Tapi, di Filano, desain yang ditawarkan lebih berkesan cowok banget. Atau, bisa dibilang unisex kali ya.

Tapi, kalau bicara soal spesifikasi engine, keduanya tetap sama. Artinya, tetap memiliki volume silinder 113 cc. Begitu jua dengan sistem pendinginan mesin. Tak aplikasi radiator, tapi menggunakan sistem injeksi terbaru Yamaha. Yaitu, YM-Jet FI.

Yamaha Scorpio, Modif Antar Kota Antar Propinsi


Sekilas soal Joko, doi aktif di klub tempat dia bernaung. Yaitu, Scorpio Wild Adventure Team (SWAT) Jakarta. Makanya, ubahan Yamaha Scorpio miliknya ini  juga menjadi ciri khas sendiri di kalangan teman-temannya. Setidaknya bisa tampil beda dari Scorpio kebanyakan. Katanya dapat menambah rasa percaya diri sebagai anggota klub motor.

Akibat pergaulan dengan banyaknya komunitas, banyak masukan positif diterima. Maka itu, buat bodi pengganti cover standar pun didatangkan dari Purwokerto, Jawa Tengah. So, boleh dong dibilang Modif Antar Kota Antar Propinsi. He..he..

"Saya dikasih tahu teman-teman Yamaha Scorpio V-ixion Club (YSVC) Banjarnegara, bahwa ada bengkel spesialis pembuat bodi fiberglass disana,” jelas Joko, yang bekerja di bidang arsitektur di kawasan Senayan, Jakarta Pusat ini.

Setelah ngobrol panjang dengan pembuat bodi, desain pun dipesan. Setelah bodi fiber pesanan jadi, kemudian dikirim lewat paket melalui jasa pengiriman ke Jakarta. Pesanan sampai, tinggal dirakit ulang di bengkel rekanan club SWAT di daerah Kramat Jati, Jakarta Timur. Part bodi yang full dibuat di Purwokerto ini meliputi; bodi belakang, kondom tangki dan engine cover.

Untuk area tengah, Joko sengaja pasang pipa tubular agar street fighter kesayangannya ini tampak lebih sangar dan gagah. “Rangka tambahan ini, saya buat di Jakarta. Tinggal order ke tukang las yang sudah biasa garap,” tambahnya.

Desain ‘rangka’ tubular ini, murni kreasi Joko. Pakai dua diameter pipa berbeda, pipa ukuran 1 inci dan ¾ inci. Pipa yang berukuran besar, seolah penopang pipa kecil. Buat pemasangannya, frame tambahan ini ditopang 2 dudukan alias braket buat tiap sisinya.

Menemani ubahan bodi dan pemakaian shroud yang bikin Scorpio ini terlihat gambot, kaki-kaki ikut disentuh. Seperti pelek depan-belakang yang dipasangi dari limbah Honda CBR 600. Begitu juga lengan ayun. Hanya sayang, sok depan yang belum diganti! (motorplus-online.com) 

 DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax 120/70-17
Ban belakang : Battlax 150/70-18
Cakram depan : AGV
Handle : KTC
Footstep : NUI

Honda Scoopy, Ban Lebar Demi Hot Rod


Honda Scoopy lansiran 2011 ini jadi pelampiasan Michel Frans Bowakh. Tentunya, buat menyalurkan ide kreatifnya dalam urusan modifikasi. “Udah lama terobsesi motor custom aliran hot rod,” kata Michel, sapaan akrabnya.

Demi memenuhi hasratnya, Michel dibantu temannya Anjar dari kru Brotehrhood of Low Rider (B_Low). Untuk pengerjaannya memakan waktu cukup lama, sekitar 6 bulan. Itu karena proses pengerjaan dilakukan secara bertahap disela-sela kesibukannya bekerja.

Aliran hot rod yang jadi acuan konsep skubek retro ini, dipertegas lewat pemakaian roda ukuran super lebar. Buat pelek depan-belakang, custom pakai pelek mobil. Bagian depan, pakai ukuran lebar 5 inci. Sedang buritan, disesaki lebar pelek 8 inci.

Konsep hot rod makin menonjol, karena Scoopy ini tak lagi aplikasi sok di sisi samping. Melainkan, monosok di tengah. Seakan, bodi ikut larut di dalam ban belakang lebar 180/55-14 yang dipakai. “Iya, biar ban dan bodi belakang tampak padat,” timpal Michel yang tinggal di Taman Meruya Ilir, Jakarta Barat ini.

Pemasangan sok belakang, mengandalkan rangka tambahan dekat tangki. Sedang buat sok-nya sendiri, mencomot dari monosok Yamaha Jupiter MX.

Mengikuti lebarnya ban dan pelek, panjang setang ikut ditambah. Michel tetap mengusung setang bawaan scoopy, tapi sisi kiri dan kanan setang ditambah pipa besi 7,5 cm.

"Kalau belum biasa bawa motor ini, pasti awalnya terasa kagok. Perlu adaptasi terlebih dahulu agar mantap saat merasakan handling motor ini,” timpal pria berkulit putih ini.

Buat urusan warna, pria yang bekerja sebagai desainer di Quik Silver ini lebih pede memilih ungu. “Cukup mewakili pribadi saya. Terus ditambah airbrush motif tribal dan Von Dutch atau gambar mata tuh. Ini simboliknya builder US yang juga salah satu pencetus aliran hot rod,” tutup Michel. Oke deh! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan: Delitire 140/60-13
Ban belakang: Swallow 180/55-14
Cakram depan: DBS 220mm
Cakram belakang: PSM 220mm
Cat: Danagloss
 

Honda CBR 250R, Tebar Pesona Lewat Warna


Tahun naga air di 2012 ini, punya arti sendiri bagi Tukijan. Menurutnya, tahun ini harus penuh warna. Sehingga bisa mendatangkan rejeki lebih. Pemikiran ini, coba diterapkan di Honda CBR 250R miliknya. Meskipun, sport injeksi 250 cc itu sendiri lansiran 2011.

“Terutama aplikasi warna-warna terang. Maka itu bermain kelir stabilo atau disebut juga scotlite,” buka Tukijan yang juga owner workshop modifikasi ARM Motor Industrial Desain and Fiber.

Begitunya pria berkumis tebal ini tak ingin warna itu diterap di bodi asli CBR no pek go. Maka, doi langsung bikin ulang bodi dari fiberglass. Kan, kebetulan usahanya memang bergerak di bidang itu. Jadi, kalau ada yang mau pesan bodi pun tinggal telepon aja.

Lanjut! Kombinasi warna cerah alias terang, tak sebatas semprot. Tapi, Tukijan ingin warna itu punya arti. “Tema yang di buat untuk motor injeksi Honda ini lebih ke arah grafis. Cocok untuk desain CBR yang sporty dan elegan,” aku pria yang workshopnya di Jl. Pegangsaan 2, Pintu 1, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Warna dasar, menggunakan merah. Tapi, itu hanya sebatas dasar. Karena sesunguhnya warna yang ingin ditonjolkan kombinasi kelir oranye, hijau dan putih. Menurutnya, kombinasi ini membuat hasil lebih eye catching.

Cat sendiri, aplikasi dari Spies Hecker. Paduan sempurna yang diterapkan, dilapisi juga pakai pernish dari merek yang sama. Hasilnya, warna mencuat keluar. Wah, untung gak menusuk mata tuh!

Oh ya! Bidang kosong di bodi coba diakali lewat permainan simbol dan angka. “Sentuhan lambang berbentuk bintang di fairing depan itu artinya bintang kehidupan. Tapi, angka 21 di tengah visor, itu cuman iseng aja biar semua full,” canda ayah dua anak ini.

Walau terfokus dengan tema full color stabilo, doi tak lupa mengukir nama Angga di visor kiri-kanan. Nama itu, nama anak kedua dari Tukijan. Wah, anak pertamanya enggak iri kalau namanya tak ikut dicantumkan? He..he..he...  (motorplus-online.com)

 DATA MODIFIKASI
Slide guard : Bikers
Footstep : Bikers
Knalpot : ARM
Setang : Bikers
ARM : 0815-8732371

Honda Mega Pro & Honda Tiger, Satu Daerah Beda konsep

 
Heran toh ada dua motor beda alam nongol bareng! Bersanding, layaknya pengantin. Honda Tiger milik Edi Gordon menampilkan kesan murni street fighter. Konsep matang dan finishing kece, menjadi bagian yang menonjol.

Olahan bodi dan semua konsep digarap Wawan, punggawa One Brutalle Modification (OBM) yang ngendon di sebelah selatan Alun-Alun Kota Banjarnegara, Jawa Tengah. Jalanan yang rata dan kesan motor lincah menjadi andalan dialy riding khas perkotaan.

Sedangkan Honda Mega Pro, usung genre motor penggaruk tanah. Ini sesuai kondisi geografis tempat tinggal Agus, Sang pemilik. Doi, tinggal di dataran tinggi Pejawaran yang merupakan wilayah Pegunungan Dieng, Jawa Tengah.

Apalagi, trail Agus yang juga kepala desa ini bukan menjadi pajangan semata. Tapi, buat adventure juga! Maka itu, Wowok selaku modifikator dari Wowox Mandiri (WM) modif sesuai perhitungan.

Kedua hasil karya ini, membuktikan bahwa modifikator dari Kota Dawet Ayu itu memiliki kualitas yang tak kalah dengan daerah lain seperti Puerto Rico alias Purwokerto, Jawa Tengah.

Yuk, dipelototti!

Konsep Kuat Dan Proposional
Tampilan khas motor jangkung tentu harus sempurna. Menariknya, konsep sepatbor depan-belakang ala KTM 250 ini menggunakan material dari kulkas bekas. “Jangan salah, walaupun menggunakan bahan baku bekas, namun hasilnya halus tanpa cacat tuh. Yang penting, bentuknya proporsional,” buka Wowok yang beralamat di Desa Penusupan, Pejawaran, Jawa Tengah.

Untuk konsep street fighter lebih simpel, meski terlihat rumit desainnya. Sudut-sudut kontras dan menyiku, menjadi ciri andalan karya OBM. “Tekstur saya buat serba lancip agar bodi terlihat padat. Contohnya bentuk shroud alias sayap tangki yang senada dengan bentuk bodi belakang. Setelah jadi, bentuk bodi malah sekilas lebih mirip Kawasaki ER-6n,” cuap Wawan yang humoris ini.

Kaki-Kaki Paket Hemat
Tak hanya menu makanan saja yang menawarkan menu paket hemat alias pahe. Kedua modifikator ini juga pakai komponen murah-meriah tapi layak.

Di trail, sok depan memakai ajrutan upside down buatan lokal. Tapi pemasangannya tidak asal lho! Biar rebound nyaman dan aman, per dalam diganti yang lebih panjang. Lalu, volume oli ditambah 20 cc.

Jadi, ketika dipakai buat adventure pun tetap mendukung. Begitu juga sok belakang. Berbekal swing arm hand made dari pelat baja, Wowox memadukan per Suzuki TS dan tabung sok Isuzu Panther.

Aliran WJS tentu lebih simpel, sebab kendaraan aspal tidak perlu banyak rebound ekstrim. Makanya Wawan pilih sok depan aftermarket Ride it. Sedangkan swing arm hand made dikombo monoshok YSS dengan sistem unitrack. (motorplus-online.com)  

Yamaha Jupiter MX 135LC, Paduan Pelat Dan Fiberglass

 
Sejatinya Irwan Saputra ingin ubahan di Yamaha Jupiter MX 135LC miliknya. Pria yang tinggal di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat ini mulai bosan dengan tampilan standar bebek sport yang dimilikinya sejak 2008 silam. “Melihat Yamaha X1-R, jadi kepingin MX dibuat seperti itu. Desainnya lebih sporty,” bilangnya.

Konsep sporty yang dimiliki bebek super asal Thailand itu diterima sempurna oleh Dimas Erlangga. Doi, modifikator Diemaz Motor. Langsung aja, MX milik Irwan diubah jadi X1-R.

"Model X1-R memang sudah bagus untuk konsep besutan bebek. Jadi, enggak terlalu banyak ubahan didesain cover depan,” jelas Dimas yang workshop-nya terletak di Perumnas 2 Karawaci, Jl. Baja Raya, No. 83, Karawaci, Tangerang.

Begitunya buat mewujudkan konsep X1-R, modifikator yang banyak hasilkan desain nasional ini aplikasi dua macam bahan. Yaitu, pelat besi dan fiberglass. Dua bahan ini dipakai sesuai kebutuhan.

Misalnya buat cover bodi depan. Pakai fiber, tujuannya juga agar bobot kendaraan tidak terlalu berat daripada pakai pelat. Menariknya, lewat bahan serat kaca ini pun bisa lebih berkreasi.

Aslinya Yamaha X1-R, cover tengah tak menutup hingga ke sisi bak kopling. Tapi, oleh modifikator 29 tahun ini, cover di MX Irwan dibuat lebih panjang. So, lebih tampil beda! Hal yang sama berlaku buat sepatbor depan. Agar desain makin eye catching, pelindung cipratan air dan kotoran dari roda itu dibuat punya lubang angin.


Kini, giliran pelat besi yang bicara. Pemakaian part ini, cenderung hanya untuk part-part yang punya dimensi kecil. Misalnya, sepatbor belakang dan undertail. “Pakai pelat galvanis tebal 2 mm. Sebenarnya hingga lengan ayun juga. Tapi, hanya melapisi saja,” sebut modifikator 2 anak itu.

Dibilang melapisi, karena swing arm didesain ulang. Arm model moge ini dibuat dari pipa holow diameter 2 inci. Nah, lapisan pelat bersifat sebagai pemanis juga penguat kontruksi.

Akibat pemakaian arm buatan, peredam kejut juga menyesuaikan. Dimas aplikasi sok milik Yamaha Scorpio. “Biar rebound-nya lebih dapat. Dudukan sok atas tetap pakai braket bawaan MX. Sedang bagian bawah langsung ke arm. Braket dibuat dari pelat baja 8 mm,” tutup pria ramah ini. (motorplus-online.com) 

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Corsa 100/70-17
Ban belakang : Swallow 130/70-17
Pelek depan : Variasi 2,5x17
Pelek belakang : Variasi Scorpio 4x17
Diemaz Motor : (021) 950-05024

Yamaha Vega R, Karena Suka Adrenaline

 
Kecintaannya terhadap adrenalin, bikin Ustad Jusuf Fateh membuat motor kenceng. Eits, tapi ini bukan buat taruhan lho, tapi cuma buat iseng saja. Meskipun hanya hobi, buktinya Yamaha Vega-R miliknya terbilang kencang.

“Saya memang menyukai motor kenceng. Meskipun tidak bisa dipakai buat harian, tapi puas sudah memiliki motor yang kapasitasnya 261 cc ini,” bilang pria yang tinggal di perumahan Migas, No. 3, Joglo, Jakarta Barat ini.

Mantapnya, Pa’ Ustad yang profesinya sebagai kontraktor ini juga punya usaha bengkel. Yaitu, A2 Speed di Jl. Raya Joglo, No. 5, Jakarta Barat. Maka itu, urusan modif engine kuda besi kesayangannya diserahkan ke Richard Ries Mala selaku sang mekanik di bengkelnya sendiri.

Yang pertama dilakukan, bikin besar ruang silinder. Mekanik berkaca mata ini, memilih pakai seher High Speed berukuran 66 mm yang mempunyai pen ukuran 15 mm. “Itu karena setang piston, pakai Yamaha Mio. Jadi, buat pennya bisa mengaplikasikan punya Honda Tiger,” bilang Richard.

Alasan pakai setang seher milik Mio, karena lebih panjang sekitar 3 mm. Jadi, pantat seher tidak mentok bandul kruk as ketika posisinya di TMB (Titik Mati Bawah). Bisa mentok begitu karena naik stroke.


Seperti dibilang juga, tak cukup lewat pembesaran bore dan penggantian setang seher, Richard juga menaikkan kapasitas silinder lewat naik stroke. Doi hanya menaikkan stroke 4 mm saja. Alasan pria ini, stroke itu tidak perlu tinggi-tinggi. Karena power mesin yang dihasilkan sudah cukup besar.

Buat imbangi suplai gas bakar yang maksimal, mekanik berambut ikal ini melengserkan klep asli Vega dan diganti klep EE5. Klep pakai diameter yang lebih besar. Klep in, 33 mm dan klep ex 28 mm.

Durasi buka-tutupnya klep juga diatur ulang. Sayangnya, Richard tak mengukur lewat dial. Tapi, lewat metode sigmat. Setelah kem ditambah ‘daging’, pinggang kem dibuat 17 mm dan tingginya bumbungan dipatok di 27,5 mm.

Komposisi udara dan bahan bakar yang masuk, diatur ulang pengabutannya lewat karbu Keihin PE 28 mm. “Pilot-jet pakai 60 dan main-jet 155,” tambah mekanik yang doyan makan tahu gejrot ini. (motorplus-online.com) 

DATA MODIFIKASI
Pelek depan  : TK 1,20x17
Pelek belakang  : TK 1,40x17
Sok belakang   : YSS
CDI  : BRT
Knalpot : Custom

Kawasaki Ninja 250R, Modif Pertemanan

 
Hubungan pertemanan membawa banyak berkah. Itu pula yang sedang dialami Steven Lay, juragan rumah modifikasi Layz Motor di Kembangan, Jakarta Barat. Hubungan pertemanannya mempertemukan dengan pemegang brand smartphone HTC di Indonesia,  Rudi Lai.

Rudi Lai sengaja mengubah tampilan motornya agar bisa dipajang di gerai HTC. Steven langsung tanggap dengan kemauannya. Modifikasi sebagai sarana promosi HTC.

"Akhirnya saya tawarkan buat branding sekalian. Desain yang disepakati Android HTC. Simpel dan terlihat bersih. Sehingga enak dilihat," buka Steven. Rudi Lai malah langsung menyetujui.

Akhirnya dibuatkan dua desain bodi buat HTC. Yang keduanya juga disiapkan buat mejeng di event Otobursa Tumplek Blek. "Brandingnya di stand Layz Motor. HTC akan pasang brand di sini," lanjutnya.

Untuk urusan airbrush, Steven memercayakannya pada Andri Design yang juga punya hubungan pertemanan yang erat. Sedangkan untuk kaki-kaki tak banyak ubahan dilakukan. Cukup mengganti pelek belakang dengan Chemco 14,5 inci dan ban pakai Michelin Pilot Road 2.

Penampilan bodi full custom ditunjang dengan saluran buang Akrapovic model karbon. Juga head lamp projector serta lampu belakang dan buntut model R6.

Walaupun serkadar memenuhi kebutuhan promosi alias buat mejeng, aspek kenyamanan buat riding tetap menjadi perhatian dengan pemasangan kopling hidrolik dan gas spontan dari merek Aktif. Siap mejeng, siap juga buat gaspol. (motorplus-online.com) 

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Michelin 120/70-17
Ban belakang : Michelin 160/60-17
Speedometer : Koso
Setang : XRace
Layz Motor : (021) 99818153

Honda CBR 250R, Tunggangan Kartini Masa Kini

 
Seandainya RA Kartini masih hidup, beliau akan memandang Susi Hariyanti DK ST dengan tersenyum. Karena, emansipasi wanita yang diperjuangkan olehnya di zaman dulu, terlihat pada sosok wanita kelahiran Kudus ini. Seorang wanita karir, sukses di keluarga dan pekerjaan, serta inspirator dalam berkendara di jalan bagi lady biker.

Pilihan motornya pun bukan bebek atau skubek seperti wanita kebanyakan. Tapi, sebuah Honda CBR 250R yang diboyongnya saat ultah tahun lalu. Itupun tak dibiarkan standar.

CDI menggunakan Vortex dipadu knalpot FMF karbon. Sekadar mengejar suara motor menggerung layaknya motor Dani Pedrosa di MotoGP. “Dari dulu aku suka Pedrosa. Tidak banyak bicara tapi gahar di lintasan,” jelas wanita yang mengoleksi foto dan tanda tangan Pedrosa ini.

Motor ini bukan sekadar hiasan garasi. Tapi, jadi transportasi hariannya dari rumahnya di Jakarta Timur menuju kantornya di Sunter 2, Jakarta Utara.

Motor bukanlah barang baru bagi karyawan PT Astra International TBK ini. Mulai belajar motor sejak kelas 5 SD. Sudah jatuh 13 kali dan gonta-ganti motor bebek 13 kali juga.

Tertarik motorsport mulai tahun  1995 membesut Honda Tiger. Lalu kembali boyong Honda Macan di tahun 2003 dan  2007. Dan CBR 250R ini adalah motorsport miliknya yang keempat. “Motorsport gagah, macho, nyaman dan cantik,” ujar wanita berambut lurus.

Dan uniknya, semua berwarna merah, ada angka 5 dan 7 di pelat nomornya. “Karena aku lahir 7 Mei,” tegas bunda dari Allysa Ghaniyya Calista ini.

Satu pelajaran yang bisa diambil dari Susi, yaitu soal safety berkendara.  Jangankan  menerobos lampu merah, melewati garis putih di trafic light saja tidak pernah. “Makanya saya paling sebel kalau diklakson. Padahal lampu masih merah,” tegas wanita bekerja di Divisi Project Building Management ini.

Begitupun perlengkapan safety dalam berkendara. Tak ada satupun yang terlewat. Mulai sepatu, jaket, sampai sarung tangan. Maklum, dia juga pernah mengikuti pelatihan instruktur safety riding.  

Dan di bulan Kartini ini, dia berharap, ”Semua lady biker jangan pakai sandal saat berkendara. Karena kalau cewek jatuh dan luka, pasti meninggalkan bekas. Dan itu mengurangi keindahan. Biar bagaimanapun, kodrat kita tetap harus tampil feminim dan cantik,” tutup istri salah satu petinggi divisi racing PT Astra Honda Motor ini. Akur bu.  (motorplus-online.com) 

DATA MODIFIKASI
Ban  : Battlax
Knalpot    : FMF Karbon
CDI  :Vortex

Kawasaki D-Tracker 250, Berkaki Aprillia


Kawasaki D-Tracker 250 diciptakan bergenre supermoto tulen. Tampang trailnya yang jangkung dan macho tetap asik dibawa ngebut di jalanan. Karena kaki-kakinya sudah bukan pakai ban pacul, tapi menggunakan  pelek ring 17 inci dan ban aspal.

Tapi yang namanya modifikator, ada saja yang kurang puas. Katanya nampak kurang kokoh. Biar lebih kuat, Miswanto dari AXXA Trail Shop, Bogor berinisiatif mengawinkan kaki-kaki Aprilia SXV 550 ke D-Tracker 250 tunggangan hariannya.

Proyek ini bukan sekedar pasang suspensi depan upside down-nya saja, tapi swing arm dengan desain khas Aprillia juga ikut diaplikasikan. Dan ternyata penggantian kaki-kaki ini enggak terlalu ribet.

"Untuk pemasangan sokbraker dengan SXV 550 harus menyesuaikan as segitiganya," buka pria yang akrab di sapa Anto ini. Karena tidak mau merusak komstir di rangka standar D-Tracker 250, as segitiga SXV 550 yang harus mengalah.

"Mau gak mau as segitiga SXV 550 pun di bubut sebanyak 3 mm dan dibuat drat baru agar posisinya pas di rumah komstir D-Tracker,” jelasnya sambil menunjukan disk brake depan SXV 550 yang juga ikut dipasang pada teromol D-Tracker dengan tambahan spacer setebal 5 cm.

Sedang untuk penggantian swing arm Aprilia SXV 550, dirasa jauh lebih mudah. “Cuma harus memperpanjang pelat penahan unitrack saja. Plat penahan unitrack pada D-Tracker 250 lebih pendek. Lainnya hanya menambah spacer gir depan-belakang setebal 2 cm,” tutur pria asli Solo ini.

Selain kaki-kaki, ubahan yang dilakukan hanya minimalis. Misalnya mesin standarnya dikawinkan dengan knalpot FMF. Penggantian selang radiator dengan merek Xaon dan beberapa parts variasi seperti tuas kopling dan rem dari Ride it serta stang fatbar dari Magur membuat penampilan makin berkelas.

“Oiya, body juga dipasangi stiker digital printing yang pengerjaanya dipercayakan pada Rivan Stiker di Bekasi," tutup Anto yang juga pasang sepatbor belakang dan lampu rem LED Acerbis.  (motorplus-online.com)

Data Modifikasi
Ban : Shinko 010 Apex Radials
Cakram depan : Aprilia RSV 450
Cakram Belakang : KTM Super Duke
Pelek Depan : Exel 3 inch
Pelek Belakang : Exel 4,5 inch
Handel grip : Protapper

Kawasaki Ninja 250R, Pakai Baju Byson!


Hatta Geswara alias Gues, pemilik sekaligus orang dibalik munculnya Kawasaki Ninja 250R bertampang Yamaha Byson. Ide gilanya tersirat saat punggawa Byonic Yogyakarta ini ditugasi sebagai sweeper.

“Sweeper perlu motor tenaga besar. Makanya coba kawinkan bodi Byson pasang di rangka Ninja, agar Ninja bisa kawal Byson. Makanya sekarang enggak repot lagi saat jadi sweeper,” buka Gues yang juga pemilik toko aksesoris Touring Bikers. Dia juga anggota Kawasaki Ninja Merapi Yogyakarta.

Menggabungkan antara Byson dan Ninja 250R, dilakukan dalam waktu 1 bulan namun bukan tanpa hambatan. Justru kendala mucul saat pasang bodi full Byson di sasis Ninja 250R. Karena semua dudukan beda dan terpaksa tambah beberapa braket.

“Part Byson cuma bodi, headlamp dan lampu belakang. Selebihnya part Ninja 250R. Makanya kendala terberat adalah saat pasang tangki Byson di atas radiator Ninja 250R yang punya dimensi lebih besar,” tambah Gues yang ubahannya dibantu Andy Lowanu, modifikator di Jl. Lowanu, Yogyakarta.

Untuk memperkuat arah ubahan, Gues tak lupa pasang lampu depan dan belakang. Lampu belakang dipasang mengikuti bodi buritan dan cover samping yang juga punya Byson. Dan di bagian ini pula Gues mesti membuat breket baru agar bodi Byson mudah diaplikasi.

“Biar jelas kesan Byson-nya, selain pasang lampu depan dan belakang, knalpor R9 dicustom dengan menambah casing asli knalpot Byson. Padahal ini Kawasaki Ninja 250R,” imbuh Gues yang pasang GPS di motornya. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban : Batallax 120/60-17, Battlax 160/69-17
Setang : AHRS
Spatbor depan : Yamaha Byson
Box : GIVI V-46

Honda Blade 110R, Ramuan Spesial Buat Hokky


Perpindahan Hokky Krisdiyanto yang bertahun-tahun balap di jok Yamaha Jupiter Z ke Honda mengharuskan pembalap asal Muntilan, Jawa Tengah ini melakukan adaptasi. Solusinya, ada di Honda Blade milik Honda Tunas Jaya Federal Oil KYT IRC, tempatnya kini bernaung.

"Pembalap yang setting, semuanya disesuaikan dengan kemauan Hokky. Intinya agar lebih mudah adaptasi dari motor lamanya ke Honda Blade," buka Mosik Priyonggo dari Mototech Yogyakarta yang dipercaya menjadi pawang motor berkelir silver merah ini.

Paling pertama yang dilakukan adalah mengganti kaki-kaki dengan milik Jupiter Z. Sokbraker depan dicaplok lengkap dengan segitiga. Cirinya jadi jelas karena sepatbor depan Jupiter Z tetap dipasangkan pada motor ini.

"Komstir juga diubah. Sudut rake-nya lebih tegak tapi komstir di majukan," jelas pria yang akrab disapa Onggo ini. Sedang kaki-kaki belakang, dipercayakan pada swing arm Jupiter Z dan sokbraker YSS serta melakukan racik ulang rangka belakang.

Kabarnya untuk melakukan aksi ini, Honda Tunas Jaya sudah menghabiskan empat rangka sampai benar-benar ketemu riding position yang diinginkan Hokky. "Sekarang cukup segini dulu, nanti kalau mesinnya sudah lebih kencang baru dilakukan perubahan lanjutan," beber Hokky yang finish ke 5 di dua race MP2 OMR Honda Kemayoran bulan April lalu.

Itu urusan kaki-kaki. Sedang untuk mesin, Hokky punya request khusus. "Yang penting cepat melejit tapi atasnya enggak terlalu ketinggalan," bisik Onggo. "Susah gak tuh," canda penggemar celana pendek ini.

Untuk memenuhi kemauan Hokky, Onggo mengatur buka tutup klep Sonic beriameter 27 mm in dan 23 mm ex lewat kem berdurasi 270 derajat. Durasi klep masuk dan buang yang sengaja dibuat sama ini memiliki lift 9,4 mm. Efeknya, akselerasi tetap kuat tapi tidak terlalu kedodoran di putaran atas.

"Untuk OMR Honda di Kemayoran kemarin trek lurusnya tidak terlalu panjang. Penyesuaian hanya dari gear dan setting pengapian saja, intinya agar nafasnya sesuai panjang sirkuit," jelas Onggo yang pakai Federal Oil SAE 10W-30. "Mesin aman tanpa overheat," promonya. (motorplus-online.com)

 Data Modifikasi
CDI: Rextor Pro Drag
Per Klep: HTJ
Piston: Izumi
Knalpot: AHM
Footstep: Fifty Seven
Disk Brake: TDR
Sokbraker Belakang: YSS